Rabu, 04 November 2015

Jurnal Kimor

Sintesis Asam Pikrat Dan Uji Sianida Pada Tanaman
Dhiya Alwan1, Azizah2, Indira Puspa Dewanty3, Mutia Dewi4, Nurul Qomariyah Eka5
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap beberapa tanaman yang akan diujikadar asam sianida (HCN) yang terdapat pada tanaman tersebut. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis kandungan asam sianida (HCN) pada tanamanmelinjo dan petai cina. Asam sianida dikenal sebagai zat beracun terhadap tubuhmanusia. Bila dicerna HCN sangat cepat terserap oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah sehingga akan menghambat peredaran darah."ubjek penelitian adalah melinjo (biji dan kulitnya) serta biji petai cinadengan berbagai perlakuan yang telah dimaserasikan dengan aquadest selama 5 jam. objek penelitian adalah kandungan asam sianida (HCN) pada melinjo dan petai cina dengan uji kualitati dan menggunakan kertas pikrat. Hasil positi& menunjukkan perubahan 'arna kertas saring pikrat yang kuning menjadi merahatau oren. Hasil penelitian memperlihatkan bah'a terdapat kadar sianida padatanaman melinjo maupun petai cina yang masih mentah! namun pada melinjomaupun petai cina yang sudah direbus atau disangray! tidak terdapat kadar  sianida karena sampel telah diberi berbagai perlakuan seperti direbus dandisangray. Perlakuan tersebut yang menyebabkan hilangnya kadar sianida yang ada pada sampel. kata kunci  melinjo petai cina asam sianida dan kertas saring pikrat.



1.      PENDAHULUAN

A.    TANAMAN SINGKONG
Kebanyakan tanaman singkong dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (stek batang). Generatif (biji) biasanya dilakukan pada skala penelitian (pemulihan tanaman) untuk menghasilkan varietas baru, singkong lazimnya diperbanyak dengan stek batang. Para petani biasanya menanam tanaman singkong dari golongan singkong yang tidak beracun untuk mencukupi kebutuhan pangan. Sedangkan untuk keperluan industri atau bahan dasar untuk industri biasanya dipilih golongan umbi yang beracun. Karena golongan ini mempunyai kadar pati yang lebih tinggi dan umbinya lebih besar serta tahan terhadap kerusakan, misalnya perubahan warna (Sosrosoedirdjo, 1993).
Selain kandungan gizi di atas, singkong juga mengandung racun yang dalam jumlah besar cukup berbahaya. Racun singkong yang selama ini kita kenal adalah Asam biru atau Asam sianida. Baik daun maupun umbinya mengandung suatu glikosida cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN yang bersifat sangat toksik (Sosrosoedirdjo, 1993).
Kandungan sianida dalam singkong sangat bervariasi. Kadar sianida rata- rata dalam singkong manis dibawah 50 mg/kg berat asal, sedangkan singkong pahit/ racun diatas 50 mg/kg. Menurut FAO, singkong dengan kadar 50 mg/kg masih aman untuk dikonsumsi manusia (Winarno F.G, 2004). Besarnya racun dalam singkong setiap varietas tidak konstan dan dapat berubah. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu antara lain : keadaan iklim, keadaan tanah, cara pemupukan dan cara budidayanya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan HCN yang terdapat dalam singkong, yaitu dengan cara perendaman, pencucian, perebusan, pengukusan, penggorengan atau pengolahan lain. Dengan adanya pengolahan dimungkinkan dapat mengurangi kadar HCN sehingga bila singkong dikonsumsi tidak akan membahayakan bagi tubuh (Sumartono, 1987).

B.     TANAMAN KENTANG
Racun alami yang dikandung kentang termasuk dalam golongan glikoalkaloid dengan dua macam racun utama yaitu solanin dan chaconine. Biasanya racun yang dikandung oleh kentang berkadar rendah dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia. Meskipun demikian, kentang yang berwarna hijau, bertunas dan secara fisik telah rusak atau membusuk dapat menyebabkan glikoalkaloid dalam kadar yang tinggi. Racun tersebut terutama terdapat pada daerah yang berwarna hijau, kulit atau daerah di bawah kulit. Kadar glikoalkoid yang tinggi dapat menimbulkan rasa seperti terbakar di mulut, sakit perut, mual dan muntah. Sebaiknya kentang disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering serta dihindarkan dari paparan sinar matahari atau sinar lampu. Untuk mencegah terjadinya keracunan sebaiknya kentang dikupas kulitnya dan dimasak sebelum dikonsumsi.



METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Alat :
· Gelas Kimia 250 mL
· Gelas Ukur
· Batang pengaduk
· Corong Grooch
· Penanggas air
· Pendingin es
Bahan :
· Fenol
· Asam Sulfat pekat (H2SO4)
· Asam Nitrat pekat (HNO3)
· Etanol
· Es
· Aquadest
Asam tartrat 8%
Natrium Karbonat 0.1 M

B. Prosedur Kerja
1.      Pembuatan Asam Pikrat
Timbang kedalam gelas kimia 250 mL 4 gram fenol, tambahkan 5 mL H2SO4  pekat. Kemudian panaskan dalam penangas air selama 30 menit sambil diaduk. Kemudian didinginkan dalam air es. Tambahkan 15 mL HNO3 pekat perlahan-lahan, (lakukan dalam lemari asam). Cairan segera diaduk sampai tercampur homogen. Diamkan beberapa saat, maka akan terjadi reaksi hebat dan terbentuk uap coklat (hati-hati uap beracun). Panaskan selama 1  jam dengan menggunakan water bath di dalam lemari asam sampai uap coklat hilang. Tambahkan kedalamnya 50 mL air dingin Dinginkan dalam air es Saring kristal sambil dicuci dengan aquadest. Rekristalisasi   dengan   menggunakan   pelarut   campuran   air   dan   alcohol (1:2). Dibutuhkan sekitar 65 ml campuran. Saring dan keringkan.

2.      Pembuatan  Kertas Pikrat
disiapkan kertas saring berukuran ± 1 x 7 cm beberapa helai sesuai dengan yang dibutuhkan. Kemudian dicelupkan kertas saring tersebut dalam larutan asam pikrat jenuh, lalu dikeringkan di udara.

3.      Uji kualitatif Asam Sianida pada Tanaman Singkong, Alpukat dan Kentang
Bagian singkong yang akan di kenakan pada percobaan ini adalah singkong (kulit dan daging buah), alpukat (daging buah) dan kentang (daging buah).
Pada sampel tersebut dilakukan penghalusan bahan uji sebanyak 35 gram, kemudian di maserasi dengan 25 ml aquadest dalam masing-masing erlenmeyer tersebut dan ditambahkan 10 ml larutan asam tartrat 8%. Kemudian diletakkan kertas pikrat yang telah dikeringkan pada leher erlenmeyer. Di panaskan di atas hot plate sampai uap memberikan warna coklat pada kertas pikrat tersebut yang menandakan bahwa tanaman tersebut positif mengandung sianida. Kemudian di amati dan dibandingkan kepekatan warna pada sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN
SAMPEL
KANDUNGAN SIANIDA
SINGKONG
$$$
KENTANG
$$
ALPUKAT
$
Ket $ menunjukan banyaknya sianida yang terdapat
Penelitian uji sianida ini dilakukan pada 3 sampel yaitu singkong, kentang dan buah alpukat yang di dapatkan di pasar ciputat, Tangerang Selatan. Uji sianida ini dilakukan dengan cara di hancurkan sampel dalam mortar hingga hancur dan sedikit halus. Metode yang dipakai dalam  penelitian ini adalah kertas pikrat. Percobaan diawali dengan memaserasikan sejumlah sampel (kualitatif) ke dalam erlenmeyer yang berisi cairan pencari, dalam penelitian ini digunakan aquadest. Maserasi sampel ini bertujuan untuk melakukan penyarian zat aktif yang terdapat pada sampel.     Cairan  penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan  penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Dengan persamaan reaksi :
CN-+ H2O → HCN + OH-
Penambahan asam tartrat bertujuan untuk menghasilkan uap HCN oleh hidrogen dari asam tartarat (H2.C4H4O6 ) yang beraksi dengan ion CN- yang terlarut dalam air sehingga dihasilkanlah uap HCN. Reaksi yang berlangsung adalah : 2CN-+ 2H→2HCN Pencelupan kertas saring ke dalam asam pikrat dan natrium karbonat bertujuan agar uap HCN terperangkap di dalam asam tersebut sehingga uap HCN yang dihasilkan dapat mengubah warna kertas saring yang semula berwarna kuning menjadi coklat. Dari ketiga  sampel tersebut, yang  paling banyak  mengandung sianida yaitu singkong, kemudian kentang dan terakhir alpukat. Pada  sampel singkong terdapat banyak sianida karena dalam uji coba di gerus beserta kulitnya yang mengandung banyak sianida. Hal ini ditandai dengan lebih coklatnya kertas pikrat pada sampel singkong. Sementara pada sampel 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar