Assalamualaikum ukhti yang shalihah, bagaimana kabarmu? Wah
senang sekali saya bisa sharing dengan ukhti sekalian.
Ada sahabat saya yang bertanya “Dir kok jilbab lu panjang
sih? Gak gaul banget. Gerah loh, mending pake yang pendek kayak kemaren aja
atau yang tipis. Risih liatnya”
Saya hanya membalas “Di neraka jauh lebih panas”
Dan diapun terdiam.
Ukhti, saya ingin menceritakan perjalanan hijrah saya yang
menurut mereka, saya berubah total muai dari gaya bicara, penyampaian, cara
berpakaian dsb. Saya memang lulusan pesantren, namun mungkin saudara hanya bisa
melihat dari kulit. Tapi, cara berpakaian saya bisa di lihat sangat berbeda
bahkan seperti bkan anak pesantren yang ada pada benak saudara sekalian. Karena
saya salah satu anak yang tomboi, bergaul dengan lawan jenis seperti tak ada
batas, bicara celetuk, pacaran dan termasuk maksiat di dalamnya (maksiat
tangan, hati, telinga dll). Tiap orang memang punya jatah hijrahnya
masing-masing. Tapi mungkin saudara bilang “Ah, gue sih udah di takdirkan jadi
anak nakal..” dan bisa jadi “Ah Allah kan udah nulis takdir gua buat maksiat
sama doi, tobat mah entar aja”
Ingat ukhti shalihah, Allah tidak pernah menakdirkan seorang
hamba untuk menjadi buruk, rendah, hina dan hal negatif lainnya. Allah selalu
memerintahkan kita dalam hal kebaikan, membahagiakan dan Allah sayang sama
seluruh hambanya, termasuk PEREMPUAN!
Coba kita ingat kembali pada masa jahiliyah dimana perempuan
jadi barang yang di perjual belikan, dimana perempuan seenaknya di permainkan
dengan yang bukan halalnya, perempuan dijadikan budak, dibayar hanya untuk
sebagai pemuas nafsu bahkan menjadi aib keluarga sendiri lalu dibunuhnya tiap
ada bayi perempuan yang lahir! Inna lillahi wa inna ilaihi raa jiun.
Ukhti, seharusanya kita bersyukur. Amat bersyukur kepada
Allah SWT. Karena apa? Karena islam datang membawa seribu kebahagiaan, seribu
kebaikan yang tak hentinya. Subhanallah, wanita begitu di agungkan dengan
caranya dalam aturan Allah wanita di serukan untuk menutupi auratnya,
menjulurkan jilbabnya hingga menutupi dada, melarang ikhwan menyentuh kepada
yang bukan mahramnya. LALU MENGAPA MASIH BANYAK WANITA YANG MENGUMBAR AURATNYA?
Sadarkah bahwa kita apabila tidak mengikuti perintahNya sama
dengan kita menghinakan diri kita sendiri? Sadarkah bahwa kita merendahkan diri
kita sendiri? Sadarkah bahwa kita sama dengan binatang? NAUDZUBILLAHIMIN DZALIK
Pernahkah kita pergi ke sebuah toko kue lalu melihat kue
yang di penuhi lalat kita akan tetap membeli untuk memakannya? Pernahkah?
Tidakkah jijik dengan kue tersebut?
Menanggapi hal tersebut, apa yang saudara pikirkan? Apa yang
ingin saudara lakukan? Mungkin kadang kita berfikir “ah nanti saja, saya belum
siap. Mungkin belum waktunya” belum waktunya? Kapan waktu yang tepat? Tidak ada
waktu yang tepat apabila itu hanya di dalam pikiran dan belum kita lakukan.
Waktu yang tepat hanya akan datang kepada kita yang mencari dengan melakukan.
Coba saja dulu bagaimana rasanya memakai jilbab, seminggu, dua minggu ubah
celana dengan rok, dan terus bertambah hingga akhirnya kita istiqomah. Dan
jangan pernah coba untuk mundur apabila kita jenuh, lebih baik berhenti tetap
di titik itu, daripada kita kembali ke zona negatif kita. Ingat, tidak ada
waktu yang tepat, karena kita tidak tahu kapan kita menemui ajal kita kembali
kepada YME.
Siapkah kita meninggal, menghadap yang kuasa dengan diri
yang kotor? Relakah kita bertemu Sang Terkasih dengan jiwa yang hampa?
Bagi ukhti yang merasa hatinya kosong karena mungkin baru di
tinggal sang pujaan hati, isi hati dengan Allah. Karena saat-saat galau seperti
itu, setan mudah masuk dan membisikan hal-hal yang sama sekali merugikan kita.
Galau, nangis, meratap hanya dapat membuang waktu kita yang padahal dapat kita
isi dengan keaikan-kebaikan, pembenahan diri, taubat, dan mengasah potensi besar
kita yang di titipkan oleh Allah SWT. Boleh kita bersedih, silahkan flashback,
kumpulkan barang kenangan, kunjungi tempat favorit, dengarkan lagu kenangan
serta rasakan perasaan itu dan jangan pernah coba lupakan! Silahkan tangisi
hingga saat anda menemukan hal itu, dari lagu, sampai ke tempat favorit, anda
tidak lagi berduka, anda merasa bebas dan bahagia. Karena jika kita “pura-pura”
acuh di luar atau menafikkan diri, semua akan tetap terasa dan kadang suka lama
move on. Yang padahal jika tangis itu kita luapkan, hanya dalam beberapa jam
dan menit kita dapat menghilangkan perasaan sakit itu!
Ikhlaskan, karena sesungguhnya Allah cemburu, Allah ingin
kita bertemu denganNya lagi dikala malam, Allah ingin kita berbicara mengenai
permasalahan kita lagi kepadaNya, bukan pada makhluknya. Allah ingin kita lebih
banyak terfokus kepada masa depan kita, kebaikan kita terhadap orang lain,
usaha kita terhadap negeri ini, kontribusi kita, dan Allah ingin mendekatkan
kita lagi kepada keluarga kita yang mungkin jarang lagi berkumpul, bahkan
sekedar memberi kabar pun hampir tidak pernah.
Ukhti shalihah, tidak ada yang namanya pacaran syar’i..
intinya tidak ada pembenaran dan toleransi untuk pacaran sedikitpun di dalam
al-quran. Karena tidak akan pernah ada dua cinta dalam satu hati, layaknya
pacaran kita akan terlena dengan canda, tawa serta bahagia yang padahal semua
itu fana. Itu semua adalah nafsu. Bagaimana tidak? Pria yang berkomitmen, pasti
berani datang kerumah dengan membawa segala kesiapannya hanya untuk yang
tercinta. Bukan mengumbar janji-janji manis untuk menikahkan. Karena hakikat
cinta hanya 2 yaitu mengikhlaskan atau menghalakan.
Ukhti, sayangilah dirimu karena dirimu adalah permata yang
di investasikan tuhan di dunia ini. Sayangi dengan menjaga kehormatanmu hanya
untuk yang dicinta, perbaiki hati yang usang dengan mendekatkan diri kepada
ilahi. Ikuti semua nasihat baik dari yang maha cinta. Pantaskan diri apabila
ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena anak-anak yang shalihah
datang dari madrasah yang baik yaitu ibu yang baik. Karena wanita baik akan
mendapat pria yang baik pula. Tapi niatnya jangan salah ya, hanya untuk Allah :)
*bukan karena saya lebih baik dari saudara sekalian, jika
ada kesalahan minta kritiknya ya. makasih