Kamis, 19 Januari 2017

Luka


Dia bilang dia sayang

“hai ra, gimana kabar kamu?”

Itu pesan pertama yg aku dapat setelah beberapa minggu kita tidak bertemu. Berbeda, ya aku masih sangat takut terhadap sakit hati. Sakit yang menyebabkan aku tidak bisa lupa sejak 4 tahun silam. Karena ke gagalanku menikah dengan seorang pria. Pria itu, yang dapat membuatku jatuh hati untuk pertama kalinya.

Aku harus balas apa? Sudah 2 hari pesan itu ku endapkan dalam handphone ku, hanya untuk menjaga bagian dari diriku, hati. Karena ia begitu sensitif terhadap suatu goresan. Goresan apapun itu. Dan kemudian aku memutuskan untuk membalas dengan keadaan yang biasa saja. Karena aku tau, tiap orang berhak untuk berteman dengan siapapun termasuk kami. Lalu, kujawab

“hai juga han, aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?”

“kemana saja? Aku khawatir.”

Air mata berbalap-balapan membasahi pipi. Mataku sudah mulai membengkak. Kenangan itu selalu datang mencambuk-cambuk perasaanku, aku harus apa? Berlari ataukah terus diam membeku? Atau bahkan harus ikut berjalan bersamanya, mengikuti alur permainannya yang baru?

Dia bilang dulu dia sayang, tapi mengapa aku terluka bersamanya? Mengapa ia pergi membuatku terkoyak oleh rasa sepiku sendiri yang dibuat olehnya.

Air mata kala itu, genggaman terakhir, ciuman hangat waktu itu dan pelukan terindah waktu itu menjadi kata perpisahan di sabtu senja selepas kepergiannya menuju tanah kelahirannya. Akupun tak mengerti apa yang akan dia lakukan lagi selepas ia pergi, lalu hadir kembali?

Dia bilang dia sayang, dia peduli, dia tak akan menyakiti, dia akan melindungiku, tapi mengapa ia menjadi mawar berduri? Disaat keindahannya baru saja aku yakini, ternyata ia menusukku. Pertemuan itu, kini tak lagi ada setelah kami memutuskan untuk berpisah. Lagi.. apakah aku terlalu bodoh untuk mempercayainya setelah aku terluka karena satu pria lalu menerima pria lain yang awalnya kuyakini ia sebagai penyembuh luka?

Burhan, aku begitu mencintaimu sebelum aku tau bahwa kamu memilihku sebagai pelarianmu. Aku tak menyangka bahwa kamu akan sekeji ini terhadapku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar